
Pagi ini, 3:28, masih seperti biasa. Sunyi, sepi, dingin. Alunan suara merdu sang ayam jantan membangunkan tidurku yang lelap malam tadi. Suara kendaraan yang lewat pun sayup-sayup terdengar. Aku membuka mataku yang masih berat, lalu duduk di pinggiran kasurku yang empuk. Selimut biru hangat kesayanganku masih membalut tubuhku yang kedinginan. Kenangan kejadian semalam masih terngiang di kepalaku. “Bapak sama Ibu kerja buat kalian! Kalian pikir udah bisa hidup sendiri?! Kalau nggak betah di rumah, nggak usah pulang! Cuma disuruh bantu kerja kok nggak mau!”
Saat itu, aku hanya bisa duduk lemas, memegang handphone Sony Ericsson T230ku yang sudah renta, sambil menitikkan air mata.
Theemn!
Aku sakit hati. Apakah selama ini aku kurang membantu mereka?! Aku mengerjakan pekerjaanku di rumah. Aku menyapu lantai, mencuci piring, mencuci sedikit bajuku, dan aku juga menyetlika bajuku sendiri. Apa masih kurang?! Aku memang jarang membantu ibuku di dapur. Aku tidak begitu suka itu. Tapi itu bukan masalah. Aku masih bisa membantunya mengupas bawang, mengaduk sayur, menyeduh teh. Aku bisa itu.
Ini semua gara-gara anak laki-laki menyebalkan itu. Ya, semua ini gara-gara dia. Hampir saja rumahku kebakaran. Seenaknya saja dia pergi saat kompor di dapurku masih menyala. Satu panci sayur asem-asem hangus dibuatnya. Mungkin ini yang membuat mereka marah. Tapi mengapa mereka marah padaku?! Aku tidak terima!
Lalu, apa maksud kata-kata ‘Kalau nggak betah di rumah, nggak usah pulang!’?
Apa aku tak boleh pulang??
Aku memang sering pulang terlambat. Tetapi itu bukan berarti aku tak betah di rumah. Aku suka di rumah, tapi aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat aku tiba di rumah. Baiklah, aku akan menyapu seluruh isi rumah, setelah itu?? Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi. Aku akan berjalan masuk ke kamar, duduk di depan meja kecil yang dibalut taplak merah, lalu aku akan mengerjakan hobiku, menulis.
Aku hanya merasa sedikit bosan di rumah. Aku bosan nonton tv. Aku bosan tak tau harus apa. Aku bosan dimarahi. Apa seharusnya aku memang tak usah pulang??
26 juni 2008